Di Indonesia, pendidikan di pedesaan masih menghadapi tantangan besar, mulai dari akses yang terbatas hingga minimnya fasilitas dan tenaga pengajar.
Keadaan ini menciptakan kesenjangan yang nyata antara kualitas pendidikan di kota dan desa.
Gerakan Mengajar Desa hadir sebagai salah satu solusi, didorong oleh keinginan untuk memberikan kesempatan belajar yang merata bagi semua anak bangsa.
Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat desa melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan yang berdampak langsung pada kesejahteraan mereka.
Tentang Program Gerakan Mengajar Desa
Gerakan Mengajar Desa adalah sebuah gerakan pendidikan yang lahir dari kepedulian terhadap kondisi pendidikan di Indonesia.
Sebagai bagian dari Yayasan Generasi Sahabat Pendidikan, gerakan ini telah berkembang menjadi salah satu inisiatif pendidikan terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 4.570 Tutor Inspiratif yang tersebar di 144 kabupaten/kota, dan telah memberikan manfaat kepada lebih dari 30.000 penerima manfaat.
Gerakan ini juga mengedepankan kolaborasi yang diyakini akan membawa kemajuan bagi pendidikan di seluruh Indonesia.
Gerakan Mengajar Desa memiliki sejumlah program utama untuk mendukung tujuan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat desa:
1. Pengabdian Masyarakat
Pengabdian masyarakat adalah inti dari Gerakan Mengajar Desa, di mana para relawan dan tutor melakukan pengabdian selama tujuh hari di desa-desa binaan.
Dalam program ini, relawan berinteraksi langsung dengan warga, memahami kebutuhan pendidikan mereka, dan memberikan kontribusi nyata melalui pembelajaran dan pengembangan masyarakat.
2. Leadership Training
Gerakan ini memberikan pelatihan kepemimpinan kepada seluruh relawannya, bertujuan untuk membentuk pemimpin masa depan yang tangguh dan inspiratif.
Pelatihan ini membekali para tutor inspiratif dengan keterampilan dasar kepemimpinan sehingga mereka dapat menggerakkan perubahan di masyarakat.
3. Menginspirasi
Gerakan Mengajar Desa mempersiapkan para tutor untuk menjadi inspirasi bagi semua orang di sekitar mereka.
Dengan cara ini, para pengajar tidak hanya memberikan pendidikan, tetapi juga menularkan semangat belajar dan kemajuan kepada masyarakat.
Nilai-nilai yang mendasari gerakan ini mencakup:
- Kolaboratif: Gerakan ini meyakini bahwa pendidikan yang maju hanya bisa tercapai dengan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari komunitas lokal, pemerintah, maupun individu lainnya.
- Memberdayakan: Pemberdayaan menjadi prinsip utama yang selalu dijunjung tinggi oleh Gerakan Mengajar Desa. Dengan memberdayakan setiap individu di komunitas, mereka percaya masyarakat desa dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
- Peduli: Kepedulian terhadap sesama adalah dasar dari setiap aktivitas yang dilakukan dalam Gerakan Mengajar Desa. Para tutor dan relawan selalu hadir untuk memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.
- Solutif: Gerakan ini tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga pada solusi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat desa. Mereka menawarkan pendekatan praktis untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada.
Dukungan dari berbagai tokoh turut memberikan semangat bagi gerakan ini. Dr. (H.C) H. Ridwan Kamil S.T., M.U.D., Gubernur Jawa Barat, menyampaikan apresiasinya:
“Tetap istiqomah. Niatkan selalu untuk belajar dan jangan lupa evaluasi. Jadi pemimpin dan relawan itu harus mendengarkan, tidak boleh egois, dan kita tidak bisa memaksa semua orang suka terhadap apa yang kita kerjakan. Semangat, kalian semua keren!”
Dukungan seperti ini semakin memotivasi para tutor inspiratif untuk terus berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Profil Gardian Muhammad, Pelopor Gerakan Mengajar Desa
Gardian Muhammad Abdullah adalah pendiri sekaligus CEO Gerakan Mengajar Desa (GMD), sebuah gerakan pendidikan yang berhasil tumbuh menjadi salah satu gerakan pendidikan terbesar di Indonesia.
Di usia yang masih muda, Gardian sudah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa, terutama dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan pendidikan. Lahir di Cianjur, 15 Agustus 2000, Gardian memiliki latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan pemberdayaan, yang juga terinspirasi dari peran ayahnya sebagai seorang pengajar.
Sebagai mahasiswa Program Studi Informasi dan Hubungan Masyarakat di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP), Gardian mengembangkan ketertarikannya dalam bidang pendidikan sejak dini. Ia sering diajak oleh ayahnya ke kegiatan-kegiatan pembelajaran di desa, yang membuka matanya terhadap berbagai permasalahan pendidikan di daerah terpencil.
Sejak itu, ia bertekad untuk mengabdikan dirinya dalam mengembangkan pendidikan di desa-desa di Indonesia.
Gardian mendirikan Gerakan Mengajar Desa pada September 2018 bersama dua sahabatnya, Rudi Reynal dan Arda Novrizal, saat mereka masih duduk di bangku SMA.
Antusiasme yang besar dari masyarakat terhadap gerakan ini terlihat ketika pada hari-hari pertama pendaftaran, ratusan relawan mendaftar untuk turut berpartisipasi. Saat ini, GMD telah memiliki lebih dari 3.000 relawan dari 24 provinsi di Indonesia dan terus berkembang pesat.
Relawan GMD datang dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya, dan agama, namun dengan tujuan yang sama, yaitu mengabdi untuk Indonesia.
Gardian juga memiliki pengalaman luas di berbagai organisasi dan forum kepemudaan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Forum Anak Kabupaten Cianjur, pengurus di Forum Anak Jawa Barat, Forum Anak Nasional, dan terpilih sebagai Duta Anak Jawa Barat pada tahun 2016.
Di tingkat internasional, ia mewakili Indonesia dalam United Ambassadors Model United Nations (MUN) Conference di Markas Besar PBB, New York. Selain itu, Gardian juga pernah menjadi Duta LAPOR Kemenpan-RB, program layanan aduan masyarakat dari pemerintah, dan terpilih sebagai Ajudan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melalui program Jabar Future Leaders.
Program ini memberikan kesempatan bagi pemuda berprestasi untuk belajar langsung dari Gubernur Jawa Barat tentang kepemimpinan.
Pengalaman menjadi ajudan Gubernur semakin mematangkan kemampuannya dalam kepemimpinan, terutama dalam mengambil keputusan di situasi darurat dan merancang program-program yang berdampak luas. Semua ini menginspirasi Gardian untuk mengembangkan Gerakan Mengajar Desa dengan pendekatan yang lebih profesional dan berkelanjutan.
Filosofi hidupnya, “Don’t let you getting older without inspiring many people!” mencerminkan komitmennya untuk menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya dan mengabdi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan yang merata.
Pada tahun 2023, Gardian menerima penghargaan SATU Apresiasi Award dari ASTRA atas kontribusinya dalam mendirikan Gerakan Mengajar Desa. Penghargaan ini bukan hanya pengakuan atas dedikasinya, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus memperluas dampak gerakannya.
Bagi Gardian, setiap anak Indonesia harus memiliki akses pendidikan yang layak dan berkualitas, dan Gerakan Mengajar Desa adalah langkah nyata untuk mencapai cita-cita tersebut.
Manfaat Gerakan Mengajar Desa untuk Masyarakat
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan di Desa
Gerakan Mengajar Desa membuka akses pendidikan bagi anak-anak di pedesaan, di mana sebelumnya akses ini sangat terbatas.
Dengan bantuan relawan dan pengajar, anak-anak di desa kini bisa memperoleh pendidikan yang setara, bahkan memiliki kualitas yang hampir sama dengan pendidikan di perkotaan.
Pengetahuan yang mereka dapatkan diharapkan mampu membuka peluang lebih besar untuk masa depan mereka.
2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Selain memberikan pendidikan formal, Gerakan Mengajar Desa juga membantu masyarakat desa mengembangkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat desa yang mandiri secara ekonomi, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada pekerjaan di luar desa.
Dengan begitu, roda perekonomian di desa pun akan bergerak lebih baik, seiring meningkatnya keterampilan masyarakat lokal.
3. Peningkatan Kesadaran Sosial
Salah satu dampak signifikan dari Gerakan Mengajar Desa adalah meningkatnya solidaritas antara masyarakat kota dan desa.
Para relawan yang datang dari berbagai daerah menjadi jembatan antara desa dan kota, menciptakan rasa kebersamaan dalam tujuan mulia, yaitu mencerdaskan bangsa.
Gerakan ini berhasil memupuk kesadaran bahwa setiap individu berperan penting dalam memperjuangkan pendidikan yang merata.
4. Harapan untuk Masa Depan
Gerakan Mengajar Desa memiliki dampak jangka panjang yang positif. Dengan pendidikan yang lebih baik, anak-anak di desa memiliki peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau mengembangkan keterampilan yang bermanfaat.
Dalam jangka panjang, desa-desa yang terlibat diharapkan mampu berkembang menjadi komunitas yang berdaya secara ekonomi, sosial, dan budaya.
Gerakan Mengajar Desa yang dipelopori oleh Gardian Muhammad merupakan salah satu langkah nyata untuk memperjuangkan pendidikan yang merata di Indonesia.
Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan relawan, pengajar, dan masyarakat, gerakan ini berhasil menghadirkan perubahan positif di desa-desa yang selama ini kurang mendapatkan akses pendidikan.
Gardian Muhammad telah membuka jalan, dan kini giliran kita semua untuk mendukung gerakan ini atau menciptakan gerakan serupa, demi mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Sumber:
– https://gardianmuhammad.com/
– https://dikti.kemdikbud.go.id/
– https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/