Museum Pos Indonesia, yang terletak di Jalan Cilaki No. 73, Bandung, Jawa Barat, adalah salah satu destinasi bersejarah dan edukatif yang wajib dikunjungi bagi para penggemar sejarah dan filateli.
Museum ini menawarkan pengalaman mendalam mengenai evolusi komunikasi dan teknologi pos di Indonesia.
Terletak di pusat Kota Bandung, museum ini menjadi tempat yang menarik untuk belajar dan mengeksplorasi warisan komunikasi Indonesia.
Sejarah Panjang Museum Pos Indonesia
Museum Pos Indonesia berdiri pada tanggal 27 Juli 1920 pada masa Hindia-Belanda, awalnya dikenal dengan nama Museum Pos, Telegraph, dan Telepon (PTT).
Bangunan museum dirancang dalam gaya arsitektur renaisans oleh arsitek J. Berger dan Leutdsgebouwdienst.
Meskipun museum ini didirikan pada awal abad ke-20, baru dibuka untuk umum pada tahun 1931.
Sejarah museum ini mengalami berbagai perubahan seiring dengan perubahan nama perusahaan yang mengelolanya. Ketika Indonesia mengalami perpindahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang selama Perang Dunia II, museum ini tidak terawat dengan baik.
Bahkan setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, museum ini tetap dalam kondisi yang kurang baik dan koleksinya terbengkalai. Baru pada tahun 1980, Perum Pos dan Giro memulai upaya pemeliharaan dan restorasi koleksi museum.
Pada 27 September 1983, Museum PTT secara resmi diubah nama menjadi Museum Pos dan Giro. Peresmian ini dilakukan oleh Achmad Tahir, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada waktu itu.
Nama museum ini kembali berubah pada tanggal 20 Juni 1995, mengikuti perubahan nama perusahaan menjadi Museum Pos Indonesia, sebuah nama yang tetap digunakan hingga kini.
Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk
Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73, Bandung, Jawa Barat, bersebelahan dengan Gedung Sate yang terkenal. Lokasi ini strategis dan mudah diakses oleh pengunjung.
Museum ini buka pada hari Senin hingga Jumat dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dan pada hari Sabtu dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB. Museum ini tutup pada hari Minggu dan hari Libur Nasional.
Menariknya, tidak ada biaya tiket masuk untuk mengunjungi museum ini. Pengunjung dapat menikmati seluruh koleksi dan belajar mengenai sejarah pos tanpa harus membayar tiket.
Ini menjadikan museum ini sebagai pilihan yang sangat terjangkau untuk wisata edukatif.
Koleksi Beragam di Museum Pos Indonesia
Museum Pos Indonesia memiliki koleksi yang sangat beragam, mencerminkan sejarah komunikasi dan perkembangan teknologi pos dari masa ke masa. Koleksi-koleksi tersebut meliputi:
- Koleksi Sejarah: Museum ini menyimpan surat-surat bersejarah, termasuk surat emas yang ditulis oleh para raja Nusantara kepada komandan Belanda. Surat-surat ini menawarkan wawasan tentang cara komunikasi antara raja-raja dan penjajah di masa lalu. Surat-surat emas ini, yang sebelumnya berada di Inggris, berusia ratusan tahun dan sebagian besar ditujukan untuk Gubernur-Jenderal Inggris, Thomas Stamford Bingley Raffles.
- Filateli (Koleksi Perangko): Salah satu daya tarik utama museum adalah koleksi perangko, termasuk perangko pertama di dunia dan yang digunakan saat pendirian kantor pos pertama di Indonesia. Koleksi ini mencakup perangko langka dari berbagai negara dan periode, memberikan pandangan menyeluruh tentang evolusi desain perangko.
- Peralatan Pendukung Layanan Pos: Museum ini juga memamerkan berbagai peralatan yang digunakan dalam layanan pos, seperti mesin timbangan langka dan seragam pegawai pos dari berbagai periode. Koleksi ini menunjukkan bagaimana teknologi dan peralatan dalam layanan pos telah berkembang dari waktu ke waktu.
- Koleksi Perangko Internasional: Selain koleksi perangko dari Indonesia, museum ini juga menampilkan perangko dari berbagai negara seperti Lebanon, Prancis, Inggris, dan lainnya. Koleksi internasional ini disajikan dalam papan kayu yang dapat ditarik lebih dekat untuk pengamatan yang lebih mendetail.
Aktivitas Menarik di Museum Pos Indonesia
Berbagai aktivitas seru dapat dinikmati saat berkunjung ke Museum Pos Indonesia:
- Mengamati Koleksi Perangko: Pengunjung dapat mengeksplorasi koleksi perangko langka dan mempelajari desain serta nilai historisnya. Setiap perangko memiliki cerita unik yang dapat diungkap, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah filateli.
- Berfoto Bersama Koleksi: Museum ini menawarkan kesempatan untuk berfoto dengan koleksi unik, seperti perangko pertama di dunia atau mesin timbangan kuno. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga menciptakan kenangan berharga bagi pengunjung.
- Program Edukasi: Museum ini sering menyelenggarakan program edukasi seperti kuliah, lokakarya, dan tur untuk anak-anak. Program-program ini memberikan kesempatan belajar yang menyenangkan dan mendalam mengenai sejarah komunikasi dan teknologi pos.
- Berbelanja Souvenir: Toko suvenir di museum menawarkan berbagai barang yang berhubungan dengan perangko, kartu pos, dan koleksi unik lainnya. Souvenir ini menjadi kenang-kenangan yang bagus untuk dibawa pulang setelah kunjungan.
- Menikmati Arsitektur Bangunan: Bangunan museum yang dirancang dengan gaya arsitektur renaisans memiliki elemen desain yang indah, termasuk pilar-pilar besar, jendela-jendela hias, dan detail arsitektur yang rumit. Menikmati keindahan arsitektur ini merupakan bagian penting dari pengalaman kunjungan ke museum.
Museum Pos Indonesia di Bandung tidak hanya menawarkan wawasan berharga tentang sejarah pos dan komunikasi, tetapi juga menyediakan berbagai aktivitas menarik yang dapat dinikmati oleh seluruh keluarga. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi kekayaan sejarah dan budaya yang ditawarkan oleh museum ini.