10 Tempat Wisata Religi di Bandung yang Unik dan Menarik

Bandung, dengan keanekaragaman tempat wisata religinya, menawarkan berbagai lokasi yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga menampilkan keindahan arsitektur yang mengesankan.

Dari masjid dengan desain inovatif hingga pondok pesantren yang kaya sejarah, berikut adalah 12 tempat wisata religi di Bandung yang layak untuk dikunjungi.

1. Masjid Al Jabbar

Foto: Jabar Prov

    Masjid Al Jabbar, yang terletak di Jl. Cimincrang No. 14, Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, dikenal dengan julukan Masjid Terapung Gedebage. Masjid ini terletak di atas danau buatan Embung Gedebage yang memiliki luas 7,2 hektar.

    Embung ini tidak hanya berfungsi sebagai penampung air tetapi juga sebagai pengendali banjir dan sumber konservasi air. Desain arsitektur masjid ini sangat menarik dengan bentuk melengkung yang memberikan kesan elegan dan modern.

    Masjid ini masih dalam tahap renovasi, tetapi rencananya mencakup pembangunan plaza di depan masjid yang dikelilingi oleh empat menara bergaya modern minimalis. Menara-menara ini tampak seolah muncul dari dasar danau, memberikan efek visual yang memukau.

    Masjid ini juga akan dilengkapi dengan Museum Rasulullah, Museum Asmaul Husna, Museum Al-Quran, dan fasilitas simulasi manasik haji, menjadikannya tempat yang kaya akan pendidikan religi dan budaya.

    2. Masjid Al-Irsyad Bandung

    Foto: Solehuddin

      Terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Masjid Al-Irsyad adalah salah satu contoh arsitektur masjid yang sangat unik di Jawa Barat. Masjid ini dibangun dengan desain berbentuk kubus yang mirip dengan Ka’bah, berbeda dari kebanyakan masjid yang memiliki kubah.

      Dengan luas 1.871 meter persegi dan dominasi warna abu-abu, desain masjid ini merupakan karya arsitek Ridwan Kamil, yang juga merupakan Gubernur Jawa Barat.

      Masjid ini dilengkapi dengan 99 lampu yang mewakili 99 Asmaul Husna, serta sebuah bola hitam besar di depan mihrab yang menampilkan tulisan nama Allah.

      Dinding masjid memiliki celah-celah yang jika dilihat dari jarak jauh membentuk tulisan Arab “Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah,” memberikan efek pencahayaan alami yang menyegarkan. Masjid Al-Irsyad telah meraih beberapa penghargaan bergengsi, termasuk The Best 5 World Building of The Year 2010 dan FuturArc Green Leadership Award 2011.

      3. Masjid Cipaganti

      Foto: Djarot

        Masjid Besar Cipaganti, yang terletak di Jalan Raden AA Wiranatakusumah (Jalan Cipaganti) No. 85, merupakan salah satu masjid tertua di Bandung dengan sejarah yang panjang.

        Masjid ini memiliki arsitektur yang menggabungkan gaya Eropa dan Jawa, dengan konstruksi kuda-kuda segitiga penyangga atap yang merupakan ciri khas arsitektur Eropa. Selain itu, pilar-pilar bata di sekitar masjid juga memperkuat nuansa Eropa pada bangunan ini.

        Di sisi lain, masjid ini juga menampilkan elemen arsitektur Jawa, seperti atap sirap berbentuk tajuk tumpang dua dan empat saka guru di dalam masjid yang dihiasi dengan ornamen bunga bersulur dan kaligrafi Hamdallah.

        Pada 1 November 2018, masjid ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Bandung, menandakan pentingnya keberadaan dan pelestarian bangunan ini sebagai bagian dari sejarah kota.

        4. Masjid Pusdai

        Foto: Jenal

          Masjid Pusdai Jabar, yang terletak di area seluas 45.000 meter persegi, menawarkan desain yang mengadopsi gaya Timur Tengah dan Turki. Arsitektur masjid ini mengusung pola geometris dengan lengkung yang indah.

          Atap masjid menggunakan model limasan tropis, memberikan kesan modern namun tetap sesuai dengan iklim lokal. Arsitek Slamet Wira Sonjaya, yang juga merupakan dosen Gubernur Jabar Ridwan Kamil, merancang masjid ini dengan perhatian pada simbolisme dan estetika.

          Menara masjid ini melambangkan keesaan Tuhan dan nilai-nilai seperti kejujuran, efisiensi, kesederhanaan, dan fungsionalitas. Estetika masjid juga mencerminkan filosofi Sunda, dengan ukiran tanaman khas Sunda seperti patrakomala, hanjuan, dan melati pada dinding dan kolom.

          Kompleks Pusdai Jabar memiliki luas total bangunan sekitar 13.832 meter persegi dengan plaza seluas 3.375 meter persegi, menawarkan ruang yang luas dan nyaman untuk kegiatan keagamaan dan sosial.

          5. Masjid Al-Imtizaj

          Foto: Karwan

            Masjid Al-Imtizaj, yang terletak di Jalan ABC, berada di kawasan semi-pecinan Bandung. Masjid ini memiliki arsitektur yang mengadopsi gaya Tionghoa dengan dominasi warna merah, emas, dan kuning.

            Berada di dalam bekas Mal Matahari, masjid ini berdiri sejak tahun 2008 dan dapat menampung sekitar 200 orang. Desain interiornya menampilkan kaligrafi, tulisan Cina, dan lampion, menambah nuansa yang khas dan unik pada masjid ini.

            Masjid ini mungkin terlihat kecil dari luar, tetapi ornamen dan desainnya memberikan sentuhan budaya yang kaya. Kehadiran masjid ini menambah keragaman budaya dan agama di Bandung, menunjukkan bagaimana berbagai elemen budaya dapat bergabung harmonis dalam satu ruang ibadah.

            6. Masjid Bandung Lautze 2

            Foto: Muhammad

              Masjid Bandung Lautze 2 terletak di Jalan Tamblong No. 27, Braga, Sumur Bandung, dan dikenal dengan desain bergaya Tionghoa. Dominasi warna merah dan kuning serta dekorasi lampion memberikan kesan yang mirip dengan klenteng.

              Masjid ini dibangun pada Januari 1997 oleh H. Ali Karim, seorang muslim keturunan Tionghoa. Sebagai masjid Tionghoa tertua di Bandung, masjid ini memiliki ukuran 7 x 6 meter dan kapasitas 200 jamaah.

              Meski berada di area pertokoan, masjid ini menonjol dengan desain dan dekorasinya yang khas. Keberadaan masjid ini mencerminkan keberagaman komunitas Tionghoa yang tinggal di Bandung, serta memberikan kontribusi penting bagi komunitas Muslim di wilayah tersebut.

              7. Masjid Raya Bandung

              Foto: Ivan

                Terletak di Jl. Dalem Kaum No. 14, Masjid Raya Bandung adalah salah satu masjid tertua di kota ini, didirikan pada tahun 1810. Masjid ini terkenal di kalangan warga lokal sebagai tempat ibadah dan istirahat setelah berkeliling Jalan Asia-Afrika dan Alun-Alun.

                Dengan kapasitas menampung sekitar 18.000 jamaah, masjid ini dilengkapi dengan dua menara setinggi 81 meter dan taman besar dengan rumput sintetis.

                Masjid ini telah mengalami 13 kali perombakan, dengan renovasi terakhir pada tahun 2001 dan diresmikan pada 2003. Bangunan yang luas ini tetap menjadi pusat ibadah utama di Bandung, serta menjadi landmark penting yang mencerminkan sejarah panjang kota.

                8. Masjid Al-Ukhuwah

                Foto: Jumling

                  Masjid Al-Ukhuwah, yang terletak di sekitar Jalan Wastukencana di seberang Balai Kota Bandung, sebelumnya dikenal sebagai Loge Sint Jan atau Gedung Setan karena arsitekturnya yang gelap dan minim jendela.

                  Setelah gedung ini dibongkar, pada tahun 1998 dibangunlah masjid ini dengan desain modern yang megah. Atap masjid meruncing ke depan dengan banyak pintu kaca besar, memberikan tampilan yang terang dan terbuka.

                  Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga memiliki sejarah yang menarik sebagai bekas lokasi Vrijimetselarij atau freemasonry di Hindia Belanda. Renovasi masjid ini mencerminkan pergeseran dari masa lalu menuju masa depan yang lebih terang dan inklusif.

                  9. Kampung Mahmud

                  Foto: Jabar Prov

                    Kampung Mahmud terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, sekitar 6 km dari Soreang. Kampung ini dikenal dengan kondisi alam yang indah di tepi Sungai Citarum dan dikelilingi sawah luas, serta tidak pernah terendam banjir meskipun musim hujan.

                    Kampung Mahmud didirikan pada abad ke-15 oleh Sembah Eyang Abdul Manaf, yang masih memiliki garis keturunan Syarif Hidayatullah.

                    Kampung ini memiliki rumah panggung dengan filosofi hidup sederhana dan kuat dalam tata cara beragama. Di dalam kampung ini terdapat Masjid Agung Mahmud, yang dibangun dengan tanah segenggam yang dibawa oleh Kyai Haji Abdul Manaf setelah menunaikan haji.

                    Masjid ini memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi dalam komunitas setempat.

                    10. Ponpes Daarut Tauhiid Bandung

                    Foto: Iqbal

                      Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, yang dimiliki oleh Abdullah Gymnastiar, terletak di Jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung. Pondok pesantren ini dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tangan karena dibangun secara gotong roy

                      ong oleh ribuan orang dari berbagai latar belakang. Dengan desain yang megah dan arsitektur yang unik, masjid ini terdiri dari tiga lantai yang digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.

                      Pondok pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama tetapi juga menawarkan homestay bagi pengunjung yang ingin merasakan kehidupan di lingkungan pesantren. Pengunjung dapat mempelajari ajaran agama dan berinteraksi dengan santri, memberikan pengalaman yang mendalam tentang kehidupan pondok pesantren.

                      Baca juga: 8 Tempat Wisata di Bandung dengan Nuansa Luar Negeri

                      Bandung bukan hanya dikenal sebagai kota yang indah dengan cuaca sejuk dan pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi juga sebagai kota yang kaya akan keberagaman budaya dan agama.

                      Dengan berbagai tempat wisata religi yang unik dan menarik, baik masjid dengan arsitektur inovatif maupun pondok pesantren yang kaya sejarah, Bandung menawarkan pengalaman yang mendalam bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi aspek religius dan budaya kota ini.

                      Menjelajahi tempat-tempat ini tidak hanya memperkaya pengetahuan spiritual tetapi juga memberikan kesempatan untuk merasakan keindahan arsitektur dan keragaman budaya yang ada di Bandung. Selamat menjelajahi dan semoga perjalanan Anda penuh makna dan inspirasi!

                      Leave a Reply

                      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *